PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS
PUISI BEBAS
MELALUI MEDIA PEMBELAJARAN
MUSIK INSTRUMENTAL
PADA SISWA KELAS VB SEMESTER
II
SD IT BIRRUL WAALIDAIN, TAHUN
PELAJARAN 2011/ 2012
Dasnah1
- Mahasiswa Sekolah Guru Indonesia Angkatan III
Email: anadasnah@yahoo.co.id
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan hasil
peningkatan kemampuan menulis puisi bebas pada siswa kelas VB Semester II SD IT
Birrul Waalidain, Tahun Pelajaran 2011/2012 setelah menerapkan media
pembelajaran berupa musik intrumental. Data observasi siswa dianalisis secara
kualitatif dengan menggunakan lembar observasi keaktifan siswa dan guru. Hasil
menulis puisi bebas siswa, dianalisis secara kuantitatif dengan menggunakan
analisis deskriptif. Berdasarkan
hasil analisis data dan pembahasan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa
penerapan media pembelajaran musik instrumental dapat meningkatkan kemampuan
menulis puisi bebas siswa kelas VB Semester II SD IT Birrul Waalidain. Hal ini
ditunjukkan dengan adanya peningkatan dari siklus I hingga siklus II. Hasil
yang diperoleh dari Siklus I yakni 68,12 % dan siklus II mencapai 80, 23%.
Peningkatan kemampuan menulis puisi bebas siswa dapat terlihat, baik dalam
proses belajar-mengajar maupun melalui hasil karya menulis puisi bebas oleh
masing-masing siswa. Pada tahap evaluasi, hasil tes siswa yang telah dievaluasi
oleh observer, teman sejawat, dan peneliti menunjukkan adanya peningkatan bagi
proses pengajaran menulis puisi bebas melalui media pembelajaran musil
instrumental pada siswa kelas VB semester II SD IT Birrul Waalidain.
Kata
Kunci: Keterampilan menulis, puisi bebas, media pembelajaran musik
instrumental, karya siswa.
ABSTRACT
This study aims to describe the increasing in the ability to
write free poem of students Semester II
of SDIT Birrul Waalidain at VB class after applying instrumental music medium.
Student observation data were analyzed qualitatively using the observation
sheet activeness of students and teachers. The results of the students free
poem, were analyzed quantitatively using descriptive analysis. Based on the
results of data analysis and discussion, it can be concluded that the
application of instrumental music can improve students' ability to write free
poem. This is indicated by an increase from cycle I to cycle II. The results
obtained from the cycle I is 68.12% and cycle II is 80, 23%. Increased ability
to write free poem can be seen, both in teaching and learning process and
through the work of writing free poem by each student. In the evaluation phase,
the test results of students who have been evaluated by the observers, peers
and the researchers showed an increase for the teaching of writing free poem
through the instrumental music medium in the semester II students of SD IT
BirrulWaalidain.
Keywords: writing skills, free poem, instrumental music medium, students' work.
Keywords: writing skills, free poem, instrumental music medium, students' work.
BAB I
PENDAHULUAN
Kemampuan bersastra dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia
memiliki porsi tertentu, sama halnya dengan kemampuan berbahasa. Dikemukakan
dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
tingkat Madrasah Ibtidaiyah (MI) bahwa menulis khususnya kemampuan bersastra,
yakni diharapkan dapat mengekspresikan karya sastra yang diminati (puisi,
prosa, dan drama) dalam bentuk sastra tulis yang kreatif serta dapat menulis
kritik dan esai sastra berdasarkan ragam sastra yang telah dibaca (Depdiknas,
2006: 2). Pembelajaran
puisi dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia bertujuan agar siswa dapat
menyampaikan ide, gagasan, perasaan, dan pikiran dalam bentuk karya sastra yang
disebut puisi. Tidak
mudah memberi batasan pada sebuah puisi sebab para ahli sastra pun masih saja
memberikan batasan yang berbeda-beda tentang karya sastra berupa puisi. Puisi
memang memiliki tipografi yang sangat berbeda dengan karya sastra lain, seperti
prosa. Nurgiyantoro (2005: 321) mengatakan bahwa puisi terbentuk oleh dua aspek
yang saling berkaitan, yaitu sesuatu yang ingin diekspresikan dan sarana
pengekspresian, yakni unsur isi dan bentuk. Unsur isi mencakup aspek gagasan,
ide, emosi, atau lazim disebut tema, makna, sedang unsur bentuk misalnya berupa
berbagai aspek kebahasaan dan tipografinya.
Utami (dalam Kartini, 2011: 2) mengemukakan bahwa salah
satu materi pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia yang dianggap sulit oleh
siswa adalah puisi, mulai dari menganalisa puisi, memaknai puisi, membaca
puisi, hingga menulis puisi. Sementara itu,
Nurgiyantoro (2005: 312) berpendapat bahwa puisi adalah genre sastra yang amat
memperhatikan pemilihan aspek kebahasaan sehingga tidak salah jika dikatakan
bahwa puisi adalah bahasa yang ‘tersaring’ penggunaannya.
Mengingat puisi yang sarat akan makna konotasi, maka
sangat wajar jika siswa mengalami kesulitan dalam menulis puisi. Hasil yang
belum maksimal dalam mengajarkan puisi ditemui di kelas VB SD IT Birrul
Waalidain. Dalam sebuah proses KBM, guru telah mengajar dengan menggunakan
media pembelajaran dengan menerapkan media musik instrumental, namun hasil yang didapatkan sangat jauh dari harapan.
Tak satu pun siswa yang menulis puisi sesuai dengan struktur puisi yang telah
dijelaskan. Karya siswa memang terlihat seperti puisi sebab disusun
seperti puisi, namun unsur-unsur seperti gaya bahasa, diksi, bunyi,
pengimajian, dan irama atau persajakan tidak tampak. Berikut salah satu contoh
puisi yang dimaksud peneliti.
Terciprat
Air
Malam-malam
saat pulang les
Aku
dijemput oleh ojek
Aku
pulang dengan hati riang dan senang
Malam
itu sedang hujan
Tiba-tiba
mobil sedan melewati ojeg
Dan aku
terciprat becek yang tadi
Hati
riang dan senang
Sekarang
menjadi marah (Karya Saffa A.E.)
Kondisi
yang
dipaparkan peneliti di atas diduga karena guru kurang maksimal dalam menerapkan media dan
siswa juga kurang memahami arti puisi yang sesungguhnya.
Berdasarkan data yang diperoleh, nilai menulis puisi bebas siswa kelas VB pra
tindakan rata-rata adalah 33.71. Kesulitan yang dialami oleh siswa, sebagaimana
terlihat dari nilai tersebut menuntut guru untuk memaksimalkan metode yang
pernah dipakai sebelumnya, yakni menulis puisi dengan menerapkan media
pembelajaran. Media pembelajaran merupakan salah satu langkah yang tepat untuk
membangkitkan dan merangsang pikiran. Hal
ini sejalan dengan Kosasih (2007: 8) yang berpendapat bahwa media adalah
segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk menyalurkan pesan, dan dapat merangsang
pikiran, dapat membangkitkan semangat, perhatian, dan kemauan siswa, sehingga
mendorong terjadinya proses pembelajaran pada diri siswa. Salah satu media yang
tepat untuk merangsang dan meningkatkan kemampuan berpikir siswa adalah dengan
mendengarkan musik instrumental. Musik memiliki kekuatan untuk mempertajam
pikiran, meningkatkan kreativitas dan menyehatkan
tubuh. Musik (klasik) terbukti dapat meningkatkan fungsi otak dan intelektual
manusia secara optimal. Campbell kemudian mengambil contoh karya Mozart, Sonata
in D major K 488 yang diyakininya mempunyai efek stimulasi yang paling baik
bagi bayi.Sedangkan menurut Dra. Louise, M.M.Psi., psikolog sekaligus terapis
musik dari Present Education Program
RSAB Harapan Kita, Jakarta, sesungguhnya bukan hanya musik Mozart yang dapat
digunakan. Semua musik berirama tenang dan mengalun lembut memberi efek yang
baik bagi janin, bayi dan anak-anak. Lebih sering disebut efek Mozart sebab
musik-musik gubahan Mozart-lah yang pertama kali di teliti.
Musik
instrumental merupakan salah satu media audio yang tepat untuk digunakan dalam
pembelajaran puisi bebas. Khususnya bagi siswa yang sulit untuk menuangkan
pikiran, ide, gagasan, dan perasaannya. Kekuatan yang dimiliki oleh musik dalam
membangkitkan semangat belajar dan kreativitas otak kanan sangat kuat
sebagaimana yang diungkapkan Hanslick
(dalam Heri W, 2005: 119) bahwa tujuan
musik adalah menggugah perasaan kita dan mengisi hati kita dengan berbagai
emosi, seperti cinta dan kegembiraan. Campbell
(2001) dalam bukunya Efek Mozart mengatakan musik romantik (Schubert, Schuman,
Chopin, dan Tchaikovsky) dapat digunakan untuk meningkatkan kasih sayang dan
simpati. Menulis puisi tentu melibatkan perasaan dari penulis. Oleh karena itu
diharapkan agar kemampuan menulis puisi bebas siswa Kelas VB SD IT Birrul Waalidain dapat ditingkatkan dengan
menggunakan media musik instrumental.
Berdasarkan uraian di atas, maka
masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: “Apakah Media Musik Instrumental dapat
Meningkatkan Kemampuan Menulis Puisi Bebas Siswa Kelas VB SD IT Birrul Waalidain
Kabupaten Bogor?”Adapun tujuan dari penelitian ini
adalah untuk mengetahui keefektifan penggunaan media pembelajaran musik
instrumental dalam meningkatkan kemampuan belajar dalam proses KBM. Lebih khusus lagi adalah untuk mengetahui apakah melalui penggunaan
media pembelajaran musik instrumental dapat meningkatkan kemampuan menulis
puisi bebas siswa kelas VB SD IT Birrul Waalidain tahun pelajaran 2012/ 2013. Penelitian ini juga diharapkan
dapat memberikan manfaat teoretik dan manfaat praktis. Manfaat teoretiknya adalah hasil
penelitian ini dapat dijadikan sebagai acuan pengembangan teori penulisan puisi
bebas melalui media pembelajaran audio musik instrumental. Sedangkan manfaat praktisnya antara lain: bagi siswa diharapkan media pembelajaran audio musik instrumental mampu
meningkatkan hasil belajar siswa, bagi guru penelitian ini dapat menjadi bahan pertimbangan bagi guru dalam
memanfaatkan media pembelajaran. Sedangkan bagi peneliti dapat
menjadikan hasil penelitian ini sebagai pendukung pemikiran tentang penelitian
pendidikan untuk mengembangkan media pembelajaran.
BAB II
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini tergolong jenis penelitian tindakan kelas
(classroom action research) yang
terdiri dari siklus-siklus tindakan dengan tahapan perencanaan, pelaksanaan,
evaluasi dan refleksi untuk setiap siklusnya. Penelitian tindakan merupakan
salah strategi pemecahan masalah yang memanfaatkan tindakan nyata dalam bentuk
proses pengembangan inovatif yang “dicoba sambil jalan” dalam mendeteksi dan
memecahkan masalah pembelajaran.
Kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan siklus I
adalah peneliti merancang rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan lembar
observasi serta membahas materi pelajaran dan puisi bebas yang akan digunakan.
Kemudian pada tahap pelaksanaan dan observasi, guru menyampaikan tujuan
pembelajaran, memberikan motivasi kepada siswa, menggali pemahaman siswa
tentang puisi bebas. Setelah itu, siswa menulis puisi bebas sambil diiringi
musik instrumental sedangkan peneliti mengamati setiap kegiatan siswa dan guru
melalui lembar observasi. Pada tahap evaluasi siklus I, peneliti memeriksa
hasil tes menulis puisi bebas siswa yang dikerjakan, baik secara berkelompok
maupun individu dan mengevaluasi perilaku yang ditunjukkan siswa.
Hasil evaluasi siklus I menentukan kelanjutan penelitian
pada siklus selanjutnya. Apabila hasil
belajar menulis puisi bebas siswa pada siklus I belum menunjukkan adanya
peningkatan dan hasil yang maksimal, akan dilakukan siklus II. Kekurangan yang
ada pada siklus I akan dibenahi dan dicarikan strategi belajar yang lebih tepat
dan hasil yang sudah baik akan ditingkatkan pada siklus II. Hasil analisis
siklus I inilah yang akan menjadi tolok ukur peneliti dan guru untuk
merencanakan siklus II sehingga hasil yang akan dicapai pada siklus berikutnya
sesuai dengan yang diharapkan dan lebih baik daripada siklus sebelumnya.
Pada tahap perencanaan siklus II, peneliti dan guru
merancang serta memperbaiki rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang dinilai
masih perlu disempurnakan dengan menerapkan strategi yang lebih variatif. Pada
tahap pelaksanaan dan observasi siklus II Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
dan memberikan motivasi kepada siswa. Setelah
itu, Siswa menulis puisi bebas melalui media pembelajaran musik instrumental
sedangkan peneliti mengamati kegiatan siswa dan guru melalui lembar observasi.
Pada tahap evaluasi ini, peneliti dan guru kolaborator memeriksa hasil tes
menulis puisi bebas yang dikerjakan secara individu serta mengevaluasi perilaku
yang dilakukan oleh siswa.
Penelitian ini dilaksanakan di SD IT Birrul Waalidain,
Bogor dengan subjek penelitian ini adalah siswa kelas VB tahun pelajaran 2011/
2012 dengan jumlah 22 siswa. Objek
penelitian ini adalah penulisan puisi bebas dengan memperhatikan tema, diksi,
gaya bahasa, dan pengimajian.
Penelitian ini menggunakan instrumen berupa nontes dan
tes. Instrumen penelitian nontes dilakukan dengan menggunakan teknik observasi
dan dokumentasi. Lembar observasi dijadikan acuan oleh peneliti untuk
mengetahui kegiatan, aktivitas siswa, dan guru pada saat proses pembelajaran
berlangsung. Lembar observasi yang digunakan oleh peneliti berisi hal-hal yang
akan dinilai secara terstruktur. Dokumentasi dilakukan dengan cara mengumpulkan
dan menyimpan data sebagai sumber yang berkaitan dengan penelitian ini, yakni
berupa foto.
Instrumen penelitian berupa tes unjuk kerja, dilakukan
pada saat kegiatan belajar mengajar berlangsung untuk mengetahui keselarasan
antara rancangan dan pelaksanaan tindakan, kelemahan dan kelebihan yang ada,
serta mengetahui seberapa besar peningkatan yang tercapai setelah menggunakan
media pembelajaran musik instrumen pada pembelajaran menulis puisi bebas siswa.
Teknik tes yang dirancang oleh
peneliti dan guru mata pelajaran akan menghasilkan data kuantitatif peningkatan
keterampilan siswa dalam menulis puisi bebas. Sedangkan teknik observasi
terhadap siswa dan guru akan menghasilkan data kualitatif mengenai situasi
belajar mengajar pada saat pelaksanaan PTK. Data penelitian ini kemudian
dianalisa secara kualitatif dan kuantitatif. Analisa data kualitatif disajikan
dengan deskripsi hasil observasi siswa dan guru, sedangkan analisa data
kuantitatif menggunakan analisis deskriptif yakni membuat daftar skor hasil tes
menulis puisi bebas siswa. Hasil tes yang diperoleh diperiksa berdasarkan
rubrik penulisan puisi bebas yang telah disusun oleh peneliti. Skor hasil
menulis puisi bebas siswa dikategorisasikan menggunakan penentuan patokan
dengan penghitungan persentase untuk skala lima.
Tabel 1. Penentuan
Patokan dengan Penghitungan Persentase untuk Skala Lima
No.
|
Interval
Persentase Tingkat Penguasaan
|
Nilai
Ubah Skala lima
|
Keterangan
|
|
0-4
|
E-A
|
|||
1.
2.
3.
4.
5.
|
85%
- 100 %
75%
- 84 %
60%
- 74%
40%
- 59%
0
– 39 %
|
4
3
2
1
0
|
A
B
C
D
E
|
Baik Sekali
Baik
Cukup
Kurang
Gagal
|
Sumber:
Nurgiyantoro(1988: 363) (dikutip
dari Kartini, 2011)
Indikator
keberhasilan penelitian tindakan kelas ini yaitu apabila terjadi peningkatan
80% keterampilan menulis puisi bebas siswa pada siswa kelas VB yang ditandai
dengan adanya peningkatan skor yang diperoleh siswa pada hasil tes menulis
puisi bebas melalui media pembelajaran musik instrumental dengan KKM 70.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil penelitian meliputi data tes dan
non tes yang diperoleh dari siklus I dan Siklus II. Hasil tes siklus I dan
siklus II adalah hasil tes menulis puisi bebas setelah mengaplikasikan media
pembelajaran musik instrumental. Hasil tes menulis puisi bebas siswa disajikan
dalam bentuk data kuantitatif berupa tabel, sedangkan hasil observasi disajikan
dalam bentuk deskripsi data kualitatif yang dipaparkan dalam bentuk deskripsi
hasil.
Hasil Penelitian Siklus
1
Deskripsi
proses dalam siklus I meliputi perencanaan tindakan, pelaksanaan dan observasi
tindakan, evaluasi tindakan, dan refleksi tindakan. Perencanaan tindakan pada
siklus I ini adalah membuat persiapan untuk pembelajaran menulis puisi bebas
dalam bentuk rencana kegiatan yang akan dilakukan oleh guru, peneliti, dan
siswa. Kegiatan yang dilakukan peneliti dan guru yaitu merancang RPP dan lembar
observasi serta membahas materi pelajaran dan puisi bebas. Kegiatan yang akan
dilakukan oleh siswa dalam pembelajaran ini adalah dengan mengikuti intruksi
RPP pada pertemuan I, yakni dengan memahamkan teori tentang puisi bebas,
khususnya memperkenalkan makna konotasi dan denotasi, menentukan unsur-unsur
puisi anak, dan membandingkan dua puisi. Pada pertemuan pertama ini, siswa
belum direncanakan untuk menulis puisi bebas melalui musik instrumental. Siswa
hanya diperkenalkan teori beserta contoh-contoh puisi anak sambil
memperdengarkan musik instrumental. Pada tahap ini, peneliti dan guru secara
kolaboratif melakukan kegiatan sebagai berikut:
a.
Mengidentifikasi
kendala-kendala yang dihadapi oleh siswa dalam menulis puisi bebas.
b.
Menyusun
rancangan tindakan dan skenario pembelajaran puisi bebas dengan menggunakan
media pembelajaran musik instrumental: (1) peneliti dan guru mendiskusikan
teknik menulis puisi melalui media pembelajaran musik instrumental untuk
meningkatkan kemampuan menulis puisi bebas siswa; (2) siswa mendengarkan
beberapa rekaman puisi bebas yang ditulis oleh anak SD yang seumuran dengan
objek yang akan diteliti (siswa kelas VB); (3) siswa memahami dan menganalisis
unsur-unsur pembangun puisi; (4) siswa melengkapi puisi rumpang; (5) siswa
menyusun puisi bebas yang telah diacak secara berkelompok; (6) siswa menyusun
puisi secara berelompok berdasarkan tema yang tela disediakan; (7) siswa
menulis puisi bebas berdasarkan unsur-unsur yang telah ditentukan dengan
mengacu pada rubrik penilaian yang telah disusun oleh guru.
Siklus
I dilaksanakan sebanyak dua kali pertemuan. Guru mengawali pembelajaran dengan
mengucapkan salam. Setelah itu, guru melihat daftar hadir siswa, baru kemudian
mengecek kembali siswa yang tidak hadir dengan cara menanyakannya kepada siswa.
Guru memberikan apersepsi kepada siswa dengan cara memperdengarkan rekaman
puisi anak yang diiringi dengan musik instrumental. Setelah itu guru memberikan
motivasi kepada siswa dan menyampaikan tujuan pembelajaran agar siswa lebih
terarah dalam mengikuti proses KBM yang berlangsung. Selanjutnya siswa duduk
sesuai dengan kelompok masing-masing. Manajemen kelas di sekolah ini menerapkan
siswa duduk secara berkelompok, sehingga guru tidak perlu lagi membagi siswa ke
dalam beberapa kelompok kecil. Selanjutnya guru menyampaikan materi dan
tugas-tugas yang akan diselesaikan.
Kemudian, siswa diminta untuk kembali mendengarkan pembacaan puisi dan alunan
musik instrumental. Siswa dibagikan worksheet per individu dalam
lingkup per kelompok, yakni melengkapi puisi rumpang berdasarkan puisi yang
telah diperdengarkan. Salah seorang siswa dari masing- masing kelompok
membacakan hasil puisi utuh yang telah dicatat. Siswa diinstruksikan
untuk menentukan unsur-unsur intrinsik yang terdapat pada puisi tersebut. Siswa mampu mengikuti
alur kegiatan belajar mengajar pada tahap eksplorasi ini. Semestinya, guru
hanya memutarkan rekaman puisi sebanyak dua kali, namun karena siswa yang kurang
berkonsentrasi hingga hampir semua kelompok tidak mendengar jelas puisi yang
diperdengarkan, guru menambahkan sebanyak empat kali. Hal ini tentu dipengaruhi
juga oleh faktor lain seperti, speaker yang kurang kencang, beberapa
siswa tidak fokus dan tidak memahami instruksi awal dari guru. Kegiatan ini
mengambil waktu lebih banyak dari yang diperkirakan sebelumnya.
Setelah melengkapi form
puisi yang telah dibagikan, salah seorang perwakilan kelompok, satu per satu
membacakan hasil isiannya. Kemudian
guru memperbaiki apabila ada jawaban yang keliru. Hampir seluruh siswa mendapatkan hasil di bawah KKM. Namun, pada
dasarnya, kegiatan pada bagian eksplorasi ini hanyalah untuk memperkenalkan
sebuah puisi dan meningkatkan daya fokus siswa terhadap materi.
Kegiatan selanjutnya adalah elaborasi, guru merencanakan kegiatan: (1) siswa
dibagikan potongan kertas yang berisi larik puisi secara berkelompok sesuai
bait puisi; (2) siswa membacakan puisi yang terdapat pada potongan kertas
secara berkelompok sesuai larik dalam bait puisi. Guru kemudian menampilkan satu contoh puisi hasil karangan siswa Birrul
Waalidain pada slide power point
dan satu lagi contoh puisi yang telah dipilih. Siswa diminta berdiskusi untuk
membandingkan antara puisi karangan siswa Birrul dengan puisi yang ada pada
potongan kertas. Hasil diskusi itu disampaikan oleh seorang siswa dari
perwakilan kelompok. Kegiatan ini pada dasarnya bertujuan untuk membedakan atau
membandingkan antara dua puisi. Puisi mana yang mengandung nilai estetis dan
yang belum mengandung nilai estetis.
Berdasarkan pemantauan
guru, pertemuan pertama ini belum mencapai hasil yang ditentukan. Namun,
pemahaman awal tentang puisi bebas dan hal-hal yang terkait, seperti
unsur-unsur puisi, kata konotasi, dan lain sebagainya, sudah dipahami oleh
siswa melalui kegiatan konfirmasi, yakni dengan cara bertanya-jawab. Mereka pun
sudah mampu membedakan puisi yang mengandung nilai estetis dan yang tidak
estetis. Guru menutup kegiatan belajar mengajar dengan menyimpulkan materi dan
mengakhiri pembelajaran dengan cara menginstruksikan siswa untuk mencari 5 kata
bermakna konotasi dan menuliskan motivasi pada kertas yang dibagikan guru untuk
disampaikan pada pertemuan selanjutnya
dan terakhir mengucapkan salam.
Data hasil tes siklus I dapat dilihat
pada tabel 2. Data menunjukkan bahwa siswa yang mendapat skor di atas KKM, ≥ 70
dengan kategori tuntas sebanyak 10 siswa atau 45,45 % dan siswa yang mendapat
skor ≤ 70 dengan kategori tidak tuntas sebanyak 12 siswa atau 54, 54 %. Hasil tersebut menunjukkan
bahwa hanya 10 orang yang mencapai KKM sekolah.
Tabel
2. Perolehan Nilai Menulis Puisi Bebas Siklus I
No.
|
Kategori
|
Skor
|
Frekuensi
|
Bobot Skor
|
Persentase
Ketuntasan
Kelas
|
Nilai rata-rata kelas
|
1.
2.
|
Tuntas
Tidak
Tuntas
|
≥70
≤70
|
10
12
|
816,14
682,78
|
45,45%
54,54%
|
แตก = 1498,88
22
|
|
Jumlah
|
22
|
1498,88
|
100%
|
68,13
|
Data non
tes dalam penelitian ini adalah lembar observasi siswa dan guru. Observasi yang
dilakukan oleh peneliti bertujuan untuk mengetahui perilaku siswa selama proses
KBM berlangsung, yakni menulis puisi bebas melalui media pembelajaran musik
instrumental. Aspek yang diamati terkait dengan perilaku atau aktivitas yang
dilakukan oleh siswa dan hal-hal yang dilakukan oleh guru selama mengikuti
proses pembelajaran. Aspek yang menjadi sasaran observasi siswa antara lain:
motivasi siswa, respon siswa terhadap materi yang disampaikan oleh guru,
interaksi siswa dengan sumber/ media belajar, kemampuan siswa mengikuti alur
belajar. Aspek yang menjadi sasaran observasi guru adalah kemampuan menggali
pengetahuan awal atau memotivasi siswa, pemaparan secara umum tentang materi
ajar dan prosedur kegiatan yang harus
dilakukan siswa, keterkaitan materi yang diajarkan dengan kehidupan
sehari-hari, keterampilan guru dalam memanfaatkan media dan memanipulasinya,
RPP sesuai rencana, cara guru mengarahkan dan mendorong siswa untuk bertanya,
memberi penguatan materi dan evaluasi pembelajaran.
Dari
lembar observasi aktivitas siswa dan guru pada siklus I terlihat bahwa tidak
ada respon dari siswa berupa pertanyaan tentang masalah yang disajikan oleh
guru, siswa sangat apresiatif dalam interaksi dengan media pemelajaran yang ditampilkan
oleh guru, sebanyak 21 dari 22 yang dijadikan sampel terlibat aktif dalam KBM.
Aktivitas yang dilakukan guru pada saat pelajaran berlangsung adalah sebagai
berikut: guru menggali pengetahuan awal serta memotivasi siswa dengan cara
memperdengarkan pembacaan puisi anak melalui rekaman sambil diiringi musik
instrumental; guru memberikan penjelasan umum tentang materi maupun prosedur
kegiatan; guru memberikan keterkaitan materi dengan kehidupan dan lingkungan
serta memberikan contoh yang tepat; proses pembelajaran dilaksanakan sesuai
strategi pembelajaran yang direncanakan;
guru memberikan stimulan dengan sistem umpan balik dalam memberikan dorongan
dan arahan; guru menyimpulkan dan mereview
materi; guru tidak memberi remedial atau tugas rumah sebagai penguatan; guru
melakukan evaluasi pembelajaran dengan cara memberikan daftar pertanyaan di
kertas.
Pada
tahap siklus I pertemuan 1 dan 2, siswa belum menunjukkan kepahaman penuh terhadap materi yang telah disampaikan
oleh guru. Beberapa siswa masih kesulitan dalam menuangkan pikiran, perasaan ataupun idenya dalam sebuah puisi.
Ketidakmampuan siswa dalam menuangkan idenya, sedikit-banyak dikarenakan oleh
adanya siswa yang kurang paham tentang unsur-unsur puisi. Bahkan sulit untuk memulai menuliskan puisi,
sehingga ada kecenderungan dari sebagian besar siswa untuk meniru atau
menjiplak ungkapan pertama dari temannya. Banyak siswa yang menulis dengan kata
yang sama pada bagian awal puisi. Selain itu, temanya pun sangat dipengaruhi
oleh teman yang ada di samping atau di depannya.
Pencapaian nilai rata-rata yang ditunjukkan pada tabel 1.
cukup membuktikan bahwa media musik instrumental dapat meningkatkan kemampuan menulis puisi bebas
siswa. Namun melihat hasil
yang belum maksimal, penulis merasa
perlu melanjutkan ke siklus II agar target yang diharapkan dapat tercapai. Pada
siklus II, materi slide perlu diulang, ditambahkan dan dimodifikasi agar siswa lebih variatif dalam
membuat puisi. Rubrik
penilaian pun akan direvisi, yakni dengan menambahkan poin ‘orisinal’ untuk
mencegah penjiplakan puisi.
Hasil
Penelitian Siklus II
Perencanaan pembelajaran siklus II dirancang untuk
memperbaiki proses dan hasil pembelajaran pada siklus I. Kegiatan yang sudah
mencapai target maksimal berusaha akan dipertahankan. Pada siklus II diharapkan
pembelajar menuliskan puisi bebas dengan memperhatikan unsur-unsur puisi yang
telah disampaikan, seperti tema, diksi, bunyi (gaya bahasa, irama,
pengimajian), dan orisinal. Media dan
sumber belajar harus lebih variatif dan indikator yang disusun pun harus lebih
membangun karakter siswa dari segi kreativitas. Siklus II
dilaksanakan sebanyak tiga kali pertemuan.
Pertemuan pertama diawali dengan salam, presensi siswa dan menertibkan siswa. Guru melanjutkan dengan memberikan
apersepsi kepada siswa, yakni dengan memperdengarkan musik instrumental sambil
membacakan puisi karangan siswa pada siklus I. Selain itu, guru memberikan
motivasi dengan cara memberikan apresiasi kepada siswa terkait dengan puisi
yang telah dibuat pada siklus I. Guru melanjutkan dengan memberikan reward berupa bintang kepada siswa yang
duduk tenang. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran, menjelaskan materi tentang
cara melengkapi puisi rumpang serta cara menyunting puisi teman.
Siswa
dibagikan worksheet yakni melengkapi
puisi rumpang yang dibagikan oleh guru dengan memperhatikan tema, pengimajian,
gaya bahasa, dan bunyi. Saat proses ini berlangsung, guru berkeliling untuk
mengecek pekerjaan siswa dan memberikan arahan bagi siswa yang kurang memahami
instruksi. Setelah itu, siswa saling bertukar pekerjaan kemudian menyunting
hasil puisi yang dikerjakan oleh teman. Salah seorang siswa membacakan hasil
suntingannya di depan teman-temannya lalu ditanggapi oleh siswa lainnya.
Kegiatan akhir ditutup dengan menyimpulkan materi, menyampaikan materi untuk
pertemuan selanjutnya dan terakhir mengucapkan salam.
Pertemuan kedua diawali dengan ucapan salam, presensi siswa
dan menertibkan siswa. Guru
kemudian memberikan apersepsi terhadap salah
satu hasil karya siswa serta
memberikan motivasi dan
apresiasi kepada siswa yang telah menuliskan puisi rumpang pada pertemuan
sebelumnya. Setelah itu, guru menyampaikan tujuan pembelajaran, kemudian
kembali menampilkan materi melalui slide
tentang langkah-langkah menulis puisi bebas. Siswa akhirnya dibagi ke dalam
empat kelompok (sesuai manajemen kelas).
Salah
seorang siswa dari perwakilan kelompok maju untuk memilih gulungan kertas yang
berisi tema puisi yang akan disusun secara berkelompok. Masing-masing kelompok
berlomba menyusun potongan puisi secara acak yang telah disediakan oleh guru.
Guru berkeliling mengecek pekerjaan siswa. Setelah itu, salah seorang
membacakan puisi yang telah disusun oleh kelompok masing-masing. Kegiatan ini
bertujuan untuk mengasah kemampuan siswa dalam menganalisis bahasa yang tepat
dalam merangkai puisi, serta melatih kekompakan siswa, juga mengajarkan untuk
disiplin dalam memanfaatkan waktu yang telah diberikan oleh guru. Kemampuan
berbicara siswa pun diharapkan dapat tersalurkan, yakni melalui pembacaan puisi
secara berkelompok. Guru memberikan jawaban yang benar kepada masing-masing
kelompok dan siswa pun mengoreksi hasil pekerjaannya secara berkelompok.
Siswa
dibagikan worksheet secara
berkelompok, yakni tiap anggota dalam masing-masing kelompok menuliskan
perasaannya sebanyak satu larik. Puisi yang dituliskan oleh siswa berdasarkan
tema yan dipilih oleh tiap kelompok sesuai pilihan yang disediakan pada lembar worksheet. Setelah itu, salah seorang
siswa membacakan hasil puisi yang telah disusun oleh masing-masing kelompok,
kelompok lain memberikan komentar atau pun tanggapan terhadap puisi dari
kelompok lain. Guru bertanya kepada
siswa tentang contoh pengimajian dalam puisi beserta satu contohnnya,
selanjutnya guru memberikan penilaian kepada siswa. Pada akhir kegiatan, guru
menyimpulkan materi, guru menyampaikan tema pada pertemuan selanjutnya, guru
mengakhiri dengan cara membagikan kertas, kemudian siswa menuliskan 1 kendala
dalam menuliskan puisi. Setelah itu siswa mengoyak-ngoyak kertasnya dan membuangnya
ke tempat sampah. Hal ini dilakukan untuk memberikan motivasi kepada siswa pada
akhir pertemuan.
Pertemuan ketiga
diawali salam, presensi siswa dan menertibkan siswa.
Selanjutnya guru memberikan apersepsi dengan cara guru menginstruksikan kepada
siswa untuk menuliskan satu kata atau kalimat yang mereka ketahui tentang puisi
bebas dan unsur-unsurnya di sebuah kertas kecil kemudian menempelkan pada
“Pohon Sastra” yang ditempilkan oleh guru di papan tulis. Guru memperdengarkan
musik instrumental sambil membacakan sebuah puisi yang ditulis oleh siswa pada
siklus 2, karya Danya Nur Ridwan dengan judul “Ibu Guruku” . Pemberian motivasi
dilakukan dengan cara guru memberikan reward kepada siswa yang merespon
intruksi guru. Kemudian, Guru menyampaikan tujuan pembelajaran melalui media slide
power point. Guru menampilkan materi tentang pengertian puisi bebas,
unsur-unsur puisi, dan diksi. Hal ini dilakukan untuk mengingatkan siswa akan
materi yang telah didaptaknnya sambil memberikan contoh pada siswa. Siswa
dibagi 4 kelompok sesuai pertemuan sebelumnya.
Siswa menyelesaikan worksheet yang dibagikan secara berkelompok
terkait materi yang telah dijelaskan oleh guru (selama 7 menit). Masing-masing
kelompok bertukar pekerjaan dan mengoreksi salah-benar dipandu oleh guru dan
memberi nilai pada hasil pekerjaan tersebut. Siswa diinstruksikan untuk duduk
tenang dan mendengarkan musik instrumental sambil memejamkan mata dan latihan
pernafasan (relaksasi) dan dituntun oleh guru untuk membuka mata batin mereka dengan
cara menggambarkan apa yang terlihat dan terdengar. Siswa diberikan imaji
berupa hal-hal yang terkait dengan kehidupan mereka (cita-cita, lingkungan,
dll.). Siswa diarahkan untuk menuliskan imaji yang telah tergambarkan selama
proses relaksasi dalam bentuk puisi dengan memperhatikan unsur- unsur puisi dan
diksi.
Satu hingga dua orang siswa membacakan puisinya diiringi dengan musik
instrumental. Siswa lain mendengarkan dan memberikan tanggapan berupa komentar,
saran, kritik, dan atau pertanyaan. Siswa diberikan apresiasi dengan
cara memberikan reward. Guru malakukan konfirmasi
dengan menanyakan kembali materi sesuai worksheet yang telah
dikerjakan. Guru memberikan penilaian kepada siswa. Guru mengakhiri kegiatan dengan cara
menyimpulkan materi/ mereview. Selanjutnya, guru menyampaikan
tema materi pada pertemuan selanjutnya. Guru menutup pertemuan dengan
cara memberikan tepuk 1, 2, dan 5, doa, dan salam.
Data
hasil tes siklus 2 tersaji pada tabel 3. Data ini merupakan data penentu
keterampilan menulis puisi bebas siswa. Berdasarkan data hasil tes ini, siswa
yang mendapat skor ≥70 dengan kategori tuntas sebanyak 21 siswa atau 95, 5
% dan siswa yang mendapat skor ≤ 70 dengan kategori tidak tuntas hanya ada 1
orang atau sebanyak 4,5 %. Hasil tersebut
menunjukkan adanya peningkatan persentase ketuntasan siswa yang mencapai 95, 5
%, artinya hasil tersebut sudah mencapai kategori sangat baik.
Tabel 3. Hasil Perolehan Nilai Menulis
Puisi Bebas Siklus II
No.
|
Kategori
|
Skor
|
Frekuensi
|
Bobot Skor
|
Persentase
Ketuntasan
Kelas
|
Nilai rata-rata kelas
|
1.
2.
|
Tuntas
Tidak
Tuntas
|
≥70
≤70
|
21
1
|
1705,00
60
|
95,5%
4,5%
|
แตก = 1765
22
|
|
Jumlah
|
22
|
1765
|
100%
|
80,22
|
Data Nontes pada siklus II ini
adalah lembar observasi siswa dan guru. Berdasarkan hasil observasi pada siklus
II dapat diketahui bahwa sedikit banyak telah ada perubahan siswa dalam
menyerap ilmu dan mengaplikasikannya. Antusiasme siswa dalam mengikuti KBM
sangat baik. Siswa menunjukkan minat dan
ketertarikan terhadap sumber dan media pembelajaran, termasuk menanggapi
penjelasan guru dan menanyakan hal-hal yang kurang dipahami. Siswa pun dapat
mengikuti alur kegiatan dengan baik.
Aktivitas yang dilakukan guru saat
pembelajaran berlangsung di antaranya menyampaikan tujuan pembelajaran di awal
pertemuan, lebih banyak memperlihatkan contoh dan memberikan motivasi serta
berusaha untuk menggali ketertarikan siswa dalam menulis puisi bebas,
memberikan penguatan materi kepada siswa dengan cara mereview
dan menyimpulkan, tidak memberi tugas rumah sebagai
penguatan atau remedial, memberikan
arahan yang mendorong siswa untuk bertanya dengan cara mengulang kembali
pernyataan dan memberikan kesempatan untuk bertanya, menunjukkan adanya keterkaitan antara
materi ajar dengan
kehidupan sehari-hari, melakukan
evaluasi dengan cara membagikan potongan kertas berisi puisi yang harus disusun
oleh siswa.
Pada
tahap perencanaan guru dan peneliti telah merancang langkah-langkah
pembelajaran yang sesuai dengan hasil pada siklus I agar lebih meningkatkan
lagi kemampuan siswa dalam menulis puisi bebas. Oleh karena itu, peneliti
menyusun rencana kegiatan pembelajaran dengan cara berkelompok, menyusun puisi
berdasarkan kelompok, melengkapi puisi secara berkelompok, dan aktivitas lain
yang dilakukan secara berkelompok. Setiap materi atau pun kegiatan yang
dilaksanakan selalu diawali dan diiringi dengan musik instrumental. Setelah
itu, pada pertemuan ketiga siswa benar-benar dibimbing secara individu untk
menuliskan perasaan, pikiran, gagasan dalam bentuk puisi bebas. Berdasarkan
hasil tanya-jawab dengan siswa, bahwa kendala utama dalam menuliskan puisi
adalah pemilihan kata yang tepat atau diksi. Oleh karena itu, guru banyak
memberikan contoh terkait dengan diksi atau pilihan kata.
Ada beberapa hal
yang membuat siswa termotivasi dalam menuliska puisi melalui media pembelajaran
musik instrumental:
1. Guru memberikan pemahaman kepada siswa tentang puisi bebas
2. Guru memberikan pemahaman tentang unsur-unsur yang terdapat dalam puisi
3. Siswa secara aktif terlibat dalam kegiatan belajar yang telah disusun
baik bersifat personal maupun secara berkelompok.
4. Guru membimbing siswa agar terus menulis puisi bebas, meski mereka
mengatakan saya tidak bisa, susah, rumit, dan sebagainya.
5. Guru berkeliling memastikan siswa tetap menulis puisi dengan
memperhatikan waktu yang telah ditentukan.
6. Guru memilih musik instrumen yang mellow agar siswa dapat
tersentuh
7. Guru memberikan motivasi dan berusaha membuka mata batin siswa tentang
hal-hal yang ada di sekitarnya.
Pada tahap evaluasi,
didapatkan bahwa hasil keterampilan menulis puisi bebas pada siklus II
mengalami peningkatan dari siklus I dan telah mencapai nilai rata-rata yang
diharapkan. Pada siklus kedua ini dari
22 siswa yang menjadi sampel, 21 orang atau 80,23% yang berhasil masuk ke dalam
kategori tuntas. Jadi, dapat disimpulkan bahwa
ada peningkatan keterampilan menulis puisi bebas pada siswa yang ditandai dengan peningkatan skor yang diperoleh siswa pada hasil tes
menulis puisi bebas siklus I dan siklus II melalui media pembelajaran musik
instrumental. Peningkatan kemampuan menulis puisi bebas ini, dapat disebabkan oleh
dua faktor, yakni: faktor
siswa dan strategi belajar. Hasil tersebut
menunjukkan keberhasilan guru dalam menerapkan media pembelajaran musik
instrumental. Setelah mengikuti pembelajaran, siswa mampu menulis puisi dengan
baik, yakni dengan memperhatikan teknik-teknik penulisan puisi, seperti
unsur-unsur puisi. Hal itu terbukti dari meningkatnya keterampilan menulis
puisi bebas sesuai dengan rubrik penilaian guru.
Tahap evaluasi yang telah
dikumpulkan oleh peneliti bahwa siswa VB SD IT Birrul Waalidain menunjukkan
adanya kreativitas dalam menulis puisi bebas. Hasil tes siswa yang telah telah
dievaluasi oleh teman sejawat dan peneliti menunjukkan perkembangan yang sangat
berarti dibandingkan dengan hasil ketika pra tindakan maupun hasil tes siklus
I. Hasil akhir yang diperoleh ini membuktikan adanya keberhasilan dalam
menggunakan media pembelajaran musik instrumental.
Hasil lain yang diperoleh adalah timbulnya kepekaan, senang, kreatif, dan
merasakan kebermaknaan belajar yang diukur dari sudut pandang peneliti. Adanya
siswa yang memilih tema pahlawan, guru, ibu, dan alam menunjukkan bahwa mereka
peka dengan apa yang ada di sekelilingnya. Siswa yang menangis tersedu-sedu
saat menuangkan idenya, juga membuktikan bahwa mereka memiliki kepekaan.
Kreatif terbukti dari kesuksesan mereka dalam menuangkan ide dalam bentuk puisi
bebas. Apresiasi yang diberikan oleh guru terhadap puisi-puisi yang dibuat
membuat mereka merasa senang.
Pembahasan
Hasil Penelitian
Peningkatan keterampilan menulis puisi bebas dapat
dijawab dengan deskripsi data secara kuantitatif untuk mengetahui penigkatan
rata-rata keterampilan puisi bebas dari tahap siklus I dan siklus II. Hasil
pembelajaran pada siklus I dapat terlihat bahwa keterampilan siswa dalam
menulis puisi bebas belum sempurna, kriteria yang diinginkan belum sesuai
dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditentukan. Persentase
hasil menulis puisi bebas siswa pada siklus I hanya mencapai 68,13%, meskipun metode
pembelajarannya telah dioptimalkan. Hal tersebut disebabkan karena banyaknya
siswa yang kurang mampu menemukan dan mengeluarkan ide dan memilih kata yang
tepat untuk dituliskan dalam bentuk puisi. Siswa banyak meniru apa yang dilihat
dari tulisan temannya yang menuliskannya di slide
berdasarkan instruksi guru. Tema yang muncul juga terkesan sama dengan tema
tulisan teman yang ditiru, yakni ‘Ibu’ dan ‘Sahabat’.
Setelah pelaksanaan pembelajaran pada
siklus II dengan tema berbeda dari siklus I, terlihat ada kemajuan dari tulisan
siswa. Maka, peneliti menyusun kembali rencana pada pertemuan II untuk
memahamkan mereka tentang cara menulis puisi bebas dengan memperhatikan diksi
dan unsur-unsur puisi. Hasilnya, ada satu kelompok yang tidak menyelesaikan
puisi tepat pada waktunya, pemilihan kata yang kurang tepat, target bait puisi
pun tidak tercapai, yaitu hanya tiga bait. Kesulitan utama siswa pada umumnya
adalah kesulitan dalam memilih diksi. Oleh karena itu, peneliti kembali
menyusun strategi untuk pertemuan ketiga agar siswa ketika menulis puisi secara
individu dapat menuliskannya sesuai dengan rubrik yang ditentukan. Peneliti pun
memilih jenis musik yang slow, yakni
jenis musik instrumental Kitaro dan ESQ untuk membangkitkan daya kreasi dan
imamjinasi siswa. Hasil yang diperoleh pada siklus II, siswa dapat menuliskan
puisi bebas sesuai dengan kriteria yang ditentukan dan mengalami peningkatan
dari siklus I. Nilai rata-rata kelas pada siklus II mengalami peningkatan 12,09
poin dibandingkan siklus I. Penerapan musik instrumental dalam menulis puisi
bebas juga meningkatkan persentase ketuntasan kelas sebanyak 68,13% pada siklus
I menjadi 80,22% pada siklus II (tabel 4).
Tabel 4.
Perbandingan hasil tes Siklus I dan Siklus II
No.
|
Item
|
Siklus I
|
Siklus II
|
Peningkatan
|
1.
|
Nilai rata-rata kelas
|
68,13
|
80,22
|
12,09
|
2.
|
Persentase ketuntasan kelas
|
45,45%
|
95,5%
|
50,05%
|
Pembahasan hasil penelitian ini pada
dasarnya ditujukan untuk menemukan jawaban atas permasalahan penelitian, yaitu
bagaimana peningkatan keterampilan menulis puisi bebas pada siswa
kelas VB SD IT Birrul Waalidain setelah penerapan musik instrumental. Paparan jawabannya
berdasarkan tahapan adalah sebagai berikut:
1. Penggunaan Media Pembelajaran Musik
Instrumental pada tahap perencanaan. Perencanaan tindakan melalui media pembelajaran musik
instrumental adalah membuat persiapan untuk pembelajaran menulis puisi bebas
yang akan dilakukan oleh guru, peneliti, dan siwa. Materi disajikan dalam
bentuk persentasi pada slide power point
agar perhatian siswa lebih terarah dan fokus. Kegiatan yang dilakukan peneliti
adalah dengan berkonsultasi dengan guru untuk mendapartak rancangan
pembelajaran yang sesuai dan tepat. Kegiatan yang dilakukan siswa adalah
mengikuti kegiatan dan instruksi pembelajaran, termasuk membuat puisi bebas
denga diksi yang tepat.
2. Perencanaan Media Musik Instrumental
pada Tahap Pelaksanaan. Hal
yang dilakukan adalah memaksimalkan perencanaan yang telah disusun. Pelaksanaan
pembelajaran menulis puisi bebas melalui media pembalejaran musik instrumental
meliputi: memahami pengertian puisi bebas, mampu menyebutkan contoh kalimat
bermakna konotasi, menyunting puisi teman, mengidentifikasi unsur-unsur yang
terdapat pada puisi, mengetahui langkah-langkah menulis puisi bebas, mampu
menulis puisi dengan bahasa sendiri dan memperhatikan unsur-unsur puisi serta
diksi yang tepat.
3. Penerapan Media Musik Instrumental pada Tahap
Evaluasi. Hasil
yang dikumpulkan oleh peneliti bahwa siswa kelas VB SD IT Birrul Waalidain
menunjukkan adanya kreativitas dalam menulis
puisi bebas. Hasil tes siswa yang telah dievaluasi guru dan peneliti
menunjukkan kemajuan bagi proses pengajaran menulis puisi bebas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar